Kuliah Umum Fisika di UKSW Berakhir dengan Kerjasama Strategis tentang Pemanfaatan Nuklir untuk Medis
Pada hari Kamis dan Jumat, tanggal 9-10 Oktober 2014, telah terlaksana rangkaian acara kuliah umum dan workshop fisika di UKSW. Kuliah umum dan workshop fisika ini bertema “Interaksi dan Jejak Partikel Nuklir dalam Materi dengan Metoda Monte Carlo-MCNP & SHIELD-HIT12A untuk Mendukung Aplikasi Fisika Medis Khususnya Terapi Kanker”.


Kuliah umum dan workshop ini diselenggarakan di Auditorium FTI UKSW lantai 4. Sebelum kuliah umum pada Jumat siang, dilaksanakan pula pertemuan yang membahas kerjasama strategis dalam koridor pemanfaatan nuklir untuk medik, yakni rapat dekan-dekan universitas anggota Konsorsium Fisika Medis BNCT (Boron Neutron Capture Cancer Therapy) bersama Kementerian Riset dan Teknologi RI (Kemristek). Acara ini adalah hasil kerjasama BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dengan UKSW.
UKSW tidak sendirian dalam konsorsium ini. Yang menginisiasi konsorsium ini sebenarnya adalah BATAN, badan milik pemerintah yang mengurusi tentang penggunaan nuklir di Indonesia. BATAN mengajak banyak instansi, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, dan industri untuk bekerjasama meneliti, menerapkan, dan mempromosikan BNCT agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat kebanyakan, terutama para penderita kanker.
Universitas dan rumah sakit yang tergabung dalam konsorsium ini terutama berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), ditambah Universitas Tanjungpura (UnTan) dari Pontianak. Dan fakultas yang menjadi anggota konsorsium ini tidak hanya dari fakultas MIPA atau Sains saja, tapi ada juga perwakilan dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik jurusan Teknik Fisika dan Teknik Mesin, juga Fakultas Farmasi. Sedangkan BATAN sendiri dalam konsorsium ini melibatkan satuan kerja yang bernama PSTA (Pusat Sains dan Teknologi Akselerator) BATAN sebagai anggota konsorsium. Kerjasama strategis ini akan dilanjutkan dengan kerjasama Konsorsium Fisika Medis BNCT dengan Kyoto University, Jepang, dalam seminar internasional yang akan dilaksanakan di Bali tanggal 10-11 November mendatang.
Kementerian Ristek RI juga diundang dan diminta pendapatnya dalam konsorsium ini karena Kemristek RI dapat membantu dari segi pendanaannya. Kemristek RI mendapat pinjaman dari Bank Dunia sebesar US$100 juta yang akan digunakan untuk penelitian dasar, atau penelitian tingkat hulu melalui satuan kerja yang bernama Riset-PRO. Kemristek RI melalui Riset-PRO bersedia membantu konsorsium dengan syarat membuat proposal yang jelas. Meskipun begitu, profesor riset dari PSTA BATAN, Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU., berharap konsorsium ini tidak hanya mengandalkan dana dari Kemristek saja, tapi juga menghasilkan dana sendiri (swadana) sehingga konsorsium ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang, tidak berhenti di tengah jalan.


Rapat dekan-dekan universitas anggota Konsorsium Fisika Medis BNCT berlangsung cair dan cukup lancar, walau sempat molor dan agak tersendat karena ada beberapa dekan yang tidak bisa datang sehingga harus diwakilkan oleh ketua jurusan. Rapat tersebut akhirnya memutuskan akan membuat proposal yang sebagus dan semenarik mungkin supaya dapat memperoleh dana dari Ristek, juga dapat menjalin kerjasama win-win solution dengan Kyoto University nantinya. Rapat tersebut juga semakin memperjelas pembagian tugas antar anggota konsorsium. Sekitar 20 orang hadir dalam rapat tersebut. Profesor riset dari PSTA BATAN, Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU., menjadi pemimpin jalannya rapat tersebut. Selain Dekan FSM UKSW, Dr. Suryasatriya Trihandaru; juga hadir Pembantu Rektor (PR) I UKSW yang juga profesor fisika, Prof. Ferdy S. Rondonuwu; perwakilan FMIPA UGM (Universitas Gadjah Mada), perwakilan Teknik Fisika UGM, perwakilan FST (Fakultas Sains dan Teknologi) UIN SuKa (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) Yogyakarta, perwakilan Teknik Mesin UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), perwakilan FMIPA UnNeS (Universitas Negeri Semarang), perwakilan FMIPA UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta, serta perwakilan FMIPA UnSoed (Universitas Negeri Jenderal Soedirman) Purwokerto. Ada beberapa anggota konsorsium yang tidak dapat hadir tapi memberikan sumbang sarannya, seperti Fakultas Kedokteran dan FMIPA UnTan (Universitas Tanjungpura) Pontianak.
Sedangkan pada Jumat siang, kuliah umum berlangsung dengan lancar di Auditorium FTI UKSW lantai 4. Dari BATAN hadir tim yang terdiri dari 8 orang, yaitu: Ketua BATAN Prof. Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala PSTA BATAN Dr. Susilo Widodo, Profesor Riset BATAN Prof. Yohanes Sardjono, 2 orang kepala bidang (Ir. Slamet Santosa, M.Sc. dan Ir. Puradwi I.W., DEA), dan 3 fasilitator (Drs. Widarto, Ilma Muslih A., S.T., dan Dwi Wahyuningsih, M.Sc.). Kuliah umum juga dihadiri oleh para perwakilan anggota konsorsium, para dosen fisika dan pendidikan fisika UKSW, Dekan FSM UKSW, PR I UKSW, Rektor UKSW, serta mahasiswa Fisika Medis, Pendidikan Fisika, dan Fisika Double Degree dari berbagai angkatan. Dimoderatori oleh salah satu dosen fisika, Giner Maslebu, S.Pd., S.Si.; acara ini diawali dengan sambutan awal dari Dekan FSM UKSW, Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat. Lalu acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala PSTA BATAN, Dr. Susilo Widodo, M.Eng. Setelah itu, kerjasama UKSW dengan BATAN dikukuhkan dengan penandatanganan MoU antara Rektor UKSW, Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. dengan Kepala BATAN, Prof. Dr. Ir. Djarot Sulistio Wisnubroto, M.Eng., APU serta penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dekan FSM UKSW, Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat. dengan Kepala PSTA BATAN, Dr. Susilo Widodo, M.Eng. Baru setelah pengukuhan kerjasama tersebut, Kepala BATAN Prof. Dr. Ir. Djarot Sulistio Wisnubroto, M.Eng. memberikan kuliah umum kepada mahasiswa yang hadir. Mahasiswa yang hadir sangat antusias dalam mengikuti kuliah umum tersebut, dibuktikan dengan adanya 5 pertanyaan yang diajukan kepada Kepala BATAN. Ada pertanyaan yang tidak berhubungan dengan tema, seperti pertanyaan tentang keamanan bahan pangan yang diiradiasi nuklir. Tetapi ada juga pertanyaan yang berhubungan dengan tema, seperti pertanyaan tentang kerjasama lebih lanjut dengan instansi lain dalam hal komersialnya, seperti dengan PT Inuki (Industri Nuklir Indonesia).
Adanya kerjasama dengan BATAN dan konsorsium ini semakin mengukuhkan visi UKSW sebagai research university, juga sebagai bukti bahwa UKSW sangat aktif dalam membina hubungan dengan perguruan tinggi dan instansi luar.

 

 


(Jurnalis: STEPHEN 192014002/642014018)