Siapa yang menyangka jika barisan rumus yang memadukan angka, huruf, algoritma bisa menghasilkan paduan bentuk dan wana yang menarik. Matematika yang selama ini menjadi momok untuk sebagian orang ternyata bisa menghasilkan berbagai produk kerajinan yang apik, seperti kain batik, gantungan kunci dan juga tote bag.

Dr. Hanna Arini Parhusip dosen Program studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) beserta tim dosen lainnya menggagas Batik Inovasi Matematika dan Ornament Decorative Mathematics (ODEMA) dengan menggunakan software Surfer selama masa pandemi ini. Kegiatan yang menjadi bagian dari Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) ini merupakan pengabdian masyarakat yang memperoleh dana hibah Ristek Dikti  dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM yang ada di Salatiga dan juga kota lainnya.

“Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mempromosikan matematika yang mencapai user dengan estetika atau mustika dan juga memberikan dampak ekonomi bagi yang terlibat. Kami menjalin kerja sama dengan para pengusaha kecil untuk membuat produk desain dari matematika untuk memberikan peningkatan ekonomi. Ada lima mitra usaha yang tersebar di Yogyakarta, Salatiga, Sukoharjo dan Purwokerto,” terang Dr. Hanna Parhusip.

Didukung oleh tim dosen yaitu Hindriyanto Dwi Purnomo, Ph.D., Didit Budi Nugroho, S.Si., M.Si., D.Sc., dan Istiarsi Saptuti Sri Kawuryan, S.E., UMKM yang terlibat saat ini telah memasuki proses pembuatan bahan baku batik cap, batik tulis yang dikembangkan juga menjadi berbagai model pakaian jadi dan sprei. Selain itu desain juga dikembangkan menjadi aksesoris perak, tas, gantungan kunci, dan souvenir lainnya.

Mengerjakan pengabdian masyarakat ditengah pandemi diakui Dr. Hanna Parhusip bukan sesuatu yang mudah. Bersama tim, Dr. Hanna tetap menerapkan protokol kesehatan selama melakukan kegiatan.

“Namun tetap ada segi positifnya yaitu melalui kegiatan ini, ada dana pendukung bagi para UMKM yang terdampak Covid-19 karena produktivitas menurun atau bahkan tidak dapat produksi karena tidak ada penjualan. Disis lain kami masih ada pekerjaan rumah yaitu bagaimana agar pemasaran produk-produk ini bisa lebih maksimal,” imbuhnya.

Saat ini bersama dengan tim, Dr. Hanna Parhusip tengah mempersiapkan penjualan secara online dengan menggunakan sarana media social dan juga sejumlah market place.



“Harapannya produk ini semakin dikenal masyarakat dan bisa memberikan dampak ekonomi bagi UMKM yang terlibat, khususnya di masa pandemi seperti sekarang,” tegasnya.


disadur dari Berita UKSW